Wednesday, April 11, 2012

Langkah untuk menjaga iman

Tidak selamanya hati seorang mukmin tetap berada dalam puncak keimanan sampai akhir hayatnya, sehingga ia wafat dalam khusnul khotimah. Iman dalam hati selalu terbolak-balik, kadang di atas, kadang di bawah, atau bahkan kandas dan menghilang. Terlebih di zaman yang penuh dengan fitnah, syubhat, dan syahwat saat ini. Ibarat kuda bagi seorang pengembara, ia harus dirawat, diberi makan dan minum, juga dimandikan, agar tetap bersih dan kuat. Karena kuda itu yang akan membawanya ke tempat tujuan. Iman di dalam hati hendaknya selalu dirawat dan dikuatkan, agar dapat menjemput kematian dengan kondisinya yang baik. Keteguhan menjaga iman, itulah yang dinamakan tsabat.
 
Kitabulloh dan sunnah rosululloh mengajarkan banyak sekali langkah untuk menjaga iman di dalam hati. Beberapa di antaranya yang ingin saya paparkan, karena efektif untuk dilakukan adalah :
 
Doa
Apapun masalahnya, senjata kaum muslimin yang tidak boleh terlepas adalah berdoa. Layak untuk dikatakan sombong orang yang tidak pernah memohon kepada yang memberikan kekuatan dan yang mampu membolak-balikkan hati, padahal sejatinya dia membutuhkan.
 
“Wahai Robb yang mampu memutar balikkan hati, tetapkanlah hatiku dalam agamamu”
 
Selalu berdoa, memberikan ketenangan di hati dan perbendaharaan pahala yang tiada terkira.
 
 Akrablah dengan Al-Quran
 
“Orang-orang kafir berkata, mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikianlah supaya kami meneguhkan hatimu dengannya dan kami membacakanya secara tartil dan teratur dan benar” (Al-Furqon 32-33)
 
Al-Qur’an sebagai penerang hati yang gelap. Karena dia adalah syifaaullimaa fishuduur, obat untuk penyakit yang ada di hati. Bacalah Al-Qur’an, maka Alloh akan meneguhkan hatimu dengannya. Baca dengan tartil dan hayati maknanya, maka ia akan menguatkan hati yang goyah, menghibur kesedihan, mengingatkan ketika lalai, memotivasi hati yang putus asa. Kalaupun tidak paham maknanya, maka dengan membaca saja sudah dapat membuat perubahan besar dalam diri seorang muslim.
 
Jikalau seorang muslim tidak pernah membaca Al-Qur’an, maka ibarat rumah yang tidak berpenghuni, berdebu dan bahkan dihuni oleh tikus, kecoa, dan sarang laba-laba. Reyot, dan akan hancur dengan sendirinya dimakan usia. Jangan sampai hati kita dihuni oleh kecoa, sawang (sarang laba-laba) dan tikus .
 
dari Abdulloh bin Abbas r.a berkata
 
“seseorang yang tidak ada sedikit pun Al-Qur’an di dalam hatinya itu seperti rumah kosong“ (HR. tirmidzi)
 
Banyak beramal sholeh
 
“dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik buat mereka dan lebih meneguhkan (hati mereka di atas kebenaran)”  (An-Nisa : 66)
 
“Alloh meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Dan Alloh menyesatkan orang-orang yang zalim. Dan Alloh apa saja yang ia kehendaki”  (ibrahim :27)
 
Abu Qotadah menerangkan tentang surat ibrahim di atas “ Adapun dalam kehidupan dunia, Alloh meneguhkan orang-orang yang beriman dengan kebaikan dan amal sholeh, dan yang dimaksud dengan kehidupan akhirat adalah alam kubur (ibnu katsir, 4/421)
 
Carilah ladang amal sholeh yang ternyata begitu banyak tersedia di sekitar kita disadari atau pun tidak. Berbuat kebaikan walaupun kecil, dan tidak ada orang yang menghargai seperti membuang sebiji sampah dari masjid,atau menyingkirkan batu dan duri dari jalan, itu akan memberikan keteguhan iman di dalam hati ikhwah.
 
Kecil, tapi selalu dikerjakan itu lebih baik. Dan besar, tapi juga kontinyu itu lebih baik lagi.
  
Menasehati orang lain
 
Menasehati orang lain sebenarnya tidak hanya berdampak kebaikan untuk orang lain, tapi juga untuk diri kita sendiri. Benar sekali, itulah hikmah rosul memerintahkan kita untuk selalu beramar ma’ruf nahi mungkar. Jiwa seseorang jika tidak disibukkan dengan ketaatan, bisa dipastikan ia disibukkan dengan kemaksiatan. Sebab iman itu kadang naik dan kadang turun. Maka kita tetap berusaha untuk menjaganya agar tidak hancur manakala turun dengan amar ma’ruf nahi mungkar. Ketika muncul sikap kita memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, maka sedikit banyak ia akan mendorong diri untuk tetap berada dalam kebaikan itu.
 
“hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan, amat besar murka Alloh ketika kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan”  ( Ashoff :2 )
 
Sekalipun seseorang belum melaksanakan nasehat yang diutarakannya,ketika ia  perintahkan orang lain untuk mengerjakannya, maka itu akan memaksa dia untuk melakukannya juga. Efek timbal balik.
 
Mari saya gambarkan dengan kisah Umar bin Khottob, ketika beliau di suatu malam berjalan keliling kampung-kampung untuk mengecek rakyatnya. Beliau mendengar suara segerombolan orang yang sedang pesta minuman keras. Maka langsung beliau melewati pagar, masuk rumah dan mengejutkan mereka. Mereka terkejut, tapi umar lebih terkejut karena diantar mereka ada yang menasehati.”yaa amirul mukminin, mengapa engkau masuk rumah tanpa izin dari pemilik rumah dan masuk dari belakangnya?!, padahal Alloh melarang untuk masuk sebelum ada izin dari tuan rumah, dan memerintahkan masuk dari pintu-pintunya”. Lalu umar meminta maaf dan kembali.  Rupanya mereka sadar akan kesalahan mereka juga, dan esoknya mereka meminta maaf kepada umar dan bertaubat.
 
 
 Mendatangi ulama
 
Dekat dengan ulama akan mendatangkan kemantapan dalam iman. Karena kita akan banyak mendapat nasehat dan teladan darinya. Nasehat dari ulama ini tidak hanya dibutuhkan oleh kita, bahkan ulama seperti ibnul Qoyyim aljauzi pun ketika ditimpa kegundahan yang sangat beliau mendatangi syaikhul islam ibnu Taimiyah untuk mendapat pencerahan darinya.
 
Di antara manusia ada orang-orang yang menjadi kunci kebaikan dan penutup kejahatan” (HR. Ibnu majah, no. 237 . hasan)
 
Datangilah orang-orang yang menjadi kunci kebaikan itu, mintalah siraman kesegaran kata nasehat agar hatimu menjadi lunak. Di setiap zaman yang penuh fitnah pasti ada ulama yang menjadi tiang sandaran bagi kaum muslimin untuk tetap teguh di jalan yang lurus. Semisal ketika masa pemurtadan gencar (masa riddah) setelah wafatnya rosululloh shollallohu alaihi wasallam,  ada abu bakar yang menjadi rival bagi murtaddin, dan rujukan kebenaran bagi kaum muslimin. Begitupun ketika masa minhah terjadi, dimana fitnah pemikiran Al-Qur’an adalah makhluq dan banyak para ulama yang dibunuh. Maka ada imam ahmad yang berdiri tegar menjadi tameng kaum muslimin. Selalu ada yang menguatkan iman di sepanjang zaman, mari datangi mereka.
 
Berteman dengan orang sholeh
 
“wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur)” ( QS, Attaubah : 119)
 
Perbanyaklah berteman dengan orang-orang sholeh dan benar, karena engkau akan dapat tertular kesholehannya dan kebaikannya. Bukan berarti kita memutus hubungan sama sekali dengan orang yang tidak sholeh. Manakala kita sudah kuat iman dan tsabat, mereka malah menjadi ladang kiat untuk dakwah dan memberikan cahaya.
 
seorang yang duduk berteman dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membelinya atau paling tidak dapat baunya. Sedangkan berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat bau hangusnya” (HR. Bukhori. No 2101 dari abu musa)
 
Dapatkan beribu semangat iman dari teman yang sholeh, dengan melihatnya dalam ketaatan saja insyaAlloh akan membangkitkan hati kita.
 
Mengurangi hasyrat keduniaan
 
Artinya sedikit kita kurangi perhatian kepada dunia., dan mengedepankan kembali cita-cita akhirat. Karena hasrat keduniaan ini menutupi nikmatnya iman dan manisnya beramal sholeh.
 
Ini adalah nasehat dari syaikh Utsaimin dalam kitab majmu’fatawa. Beliau mengatakan bahwa banyak sekali orang-orang kecil yang tidak tersorot oleh dunia dapat khusyu membaca Al-Qur’an dan bisa mencucurkan air mata karenanya. Anak-anak kecil di serambi masjid yang berusaha mengaji dengan semangat tanpa rasa malas. Karena mereka belum tersentuh oleh glamournya dunia yang dapat menyebabkan hatinya bercabang kesana kemari.  
 
Adakah mampu kita meniru sosok umar bin khottob ketika ia rela menyedekahkan kebun kormanya yang luas dan ber-aset  ratusan juta hanya karena tertinggal sholat ashar berjama’ah di masjid ?. Betapa kecil dan tak berharga sama sekali dunia dalam pandangan beliau. Akankah kita rela meninggalkan hasrat bisnis kita dan menoleh kepada akhirat. Pasti dan harus kita rela.
 
Itulah sebagian cara dari berbagai cara yang ada. Semoga tips-tips di atas dapat menjadi inspirasi untuk kita dan penulis sendiri khususnya dalam menjaga iman ini agar tetap lurus hingga husnul khotimah rela hadir menutup usia kita. Tetaplah memohon petunjuk dan pertolongan dari Alloh. Wallohu ta’ala a’lam.

1 comment:

  1. Bagi para Bos2 n karyawan yang super sibuk yg g' sempat cari konter buat urusan pulsa, gabung sini yu' beli pulsa lebih murah dan cukup dari genggaman(SMS,YM,Android,BlackBerry,iPhone dan GTALK) bos sendiri g' perlu ribet keluar rumah untuk keperluan pulsa Hp maupun pulsa listrik, udh murah, mudah, dapet 50 ribu lagi setiap ngajak bos dan rekan2 kerja lainnya buat menikmati kemudahan pengisian pulsa di VSI, Penasaran Join langsung KLIK DISINI

    ReplyDelete